Pada kehidupan masyarakat kita sehari-hari ternyata banyak dijumpai peristiwa alam yang kemudian dilanjuti dengan suatu kepercayaan mistik yang cenderung mistik dan ada unsur syirik. Masyarakat Indonesia sebelum datang agama dan kebudayaan Islam, memang sudah memiliki kepercayaan terhadap alam yang kuat (faham animisme) yang kemudian dilanjutkan dengan masuknya agama Hindu dan Budha, baru kemudian muncul agama Islam dan Kristen. Dengan dasar ini maka sering unsur animisme atau mistik ini muncul dalam berbagai peristiwa alam yang fenomenal. Beberapa orang memang masih memiliki hal yang kuat akan kepercayaan seperti ini.
Salah satu fenomena yang kemudian dikaitkan dengan hal-hal mistik adalah pada fenomena kebangkitan kembali pohon besar. Pohon yang tumbuh besar akibat faktor umur atau bencana alam seperti angin topan, dapat tumbang secara cepat dan tidak diduga sebelumnya. Namun selang beberapa waktu kemudian, pohon ini dapat berdiri tegak kembali seperti sediakala. Peristiwa kebangkitan ini kemudian dihubungkan dengan keberadaan penunggu di pohon tersebut yang masih ingin eksis dan menunjukkan keberadaannya dengan membangkitkan kembali pohon tersebut. Fenomena ini pernah terjadi beberapa kali di berbagai lokasi di tanah air.
Di daerah Rembang Jawa Tengah, tepatnya desa Bangunrejo Bedog kecamatan Pamotan, pernah terjadi hal serupa. Pada bulan November 2009 terjadi peristiwa sebuah pohon berukuran raksasa yang sudah roboh setahun sebelumnya, saat itu bisa berdiri lagi. Pohon jenis Bendo berdiameter 3 meter di kawasan lahan milik Perhutani, yang sudah setahun roboh kemudian bisa tegak berdiri lagi. Pohon itu adalah pohon Benda yang dalam bahasa ilmiahnya sering disebut Artocarpus Elasticus masuk dalam Family Moraceae. Pada awalnya pohon setinggi 50 meter itu tumbang dan kondisi sebagian akarnya sudah tercabut dari dalam tanah, karena faktor usia yang sudah tua. Selama setahun itu pulalah, warga setempat beramai ramai memanfaatkan kayunya untuk kebutuhan kayu bakar, sehingga pohon tinggal separuh. Langkah masyarakat sekitar yang memotongi ranting dan cabang pohon saat itu hanya didasarkan untuk memenuhi kebutuhan kayu bakar. Setelah setahun kemudian terjadi peristiwa pohon menjadi berdiri tegak kembali. Saat pohon besar tersebut akan berdiri, terdengar suara keras menghentak dan sempat mengagetkan warga yang kebetulan berada di sawah.
Sontak saja temuan pohon yang roboh kemudian berdiri lagi ini mengundang perhatian warga dari berbagai desa. Warga berbondong-bondong berjalan kaki naik ke atas bukit, untuk melihat langsung keberadaan pohon. Bahkan lokasi pinggiran hutan yang biasanya sepi, saat itu mendadak menjadi lautan manusia, terutama pada waktu sore hari. Tampak pula petugas dari Polsek Pamotan ikut datang memantau. Mereka memandang hal ini sebagai suatu peristiwa langka yang kemudian dihubungkan dengan adanya penunggu di pohon tersebut. Bahkan bagi warga yang sebelumnya menggunakan kayu dari pohon tersebut untuk memasak, menjadi sangat ketakutan. Mereka menjadi berharap tidak akan berdampak buruk terhadap kondisi dia dan keluarganya.
Peristiwa berdirinya pohon ini tidak mungkin dilakukan oleh manusia normal tanpa mesin crane. Hal ini mengingat lokasi yang relatif terpencil, ukuran pohon yang sangat besar, serta sudah roboh selama satu tahun. Dibalik peristiwa aneh ini, warga percaya bahwa cikal bakal pendiri desa Bangunrejo yang bernama Mbah Dipo yang kebetulan dahulu tinggal di dekat robohnya pohon, ingin memberikan peringatan supaya masyarakat tetap menjaga kelestarian hutan. Apalagi kawasan tersebut masuk dalam situs ekologi, dengan kandungan mata air yang melimpah untuk memenuhi kepentingan warga Bedog, sehingga harus dijaga sampai kapanpun. Sejak fenomena tegaknya pohon ini kemudian dibangun jalan setapak menuju bukit ini dengan menggunakan dana hasil karcis para pengunjung yang ingin melihat langsung keanehan dan keajaiban pohon tersebut. Berkat pohon itu pula, banyak orang yang mengambil air dari mata air bendo yang dipercaya dapat mengobati segala macam penyakit.
Fenomena serupa tercatat pernah terjadi di beberapa lokasi dengan berbagai jenis pohon yang tumbang kemudian selang beberapa waktu kemudian pohon tersebut dapat berdiri tegak kembali dan tumbuh seperti biasa. Kalau dilihat dari logika biasa sebenarnya hal seperti ini sangat mungkin terjadi dengan memperhitungkan kajian ilmu fisika biasa.
Hampir pada semua kasus seperti ini akan melibatkan pohon besar dan tumbuh sudah berumur puluhan tahun. Pohon seperti itu dapat berupa pohon bendo seperti pada pengantar di atas, tetapi juga dapat berupa jenis lain seperti pohon beringin, pohon trembesi atau pohon kembang merak. Pohon seperti ini memiliki kemiripan yakni dapat tumbuh puluhan tahun menghasilkan sosok pohon yang tinggi dengan sistem perakaran yang menunjam ke dalam tanah dan dan menyebar ke sekeliling. Dari tajuk pohon dan ketinggian seperti ini memang akan mengundang kesan angker bagi orang yang melihat keberadaan pohon saat masih berdiri tegak tersebut.
Peristiwa pohon besar itu roboh dapat terjadi karena memang batang relatif sudah rapuh sehingga tidak lagi kuat menopang tajuk pohon yang tinggi dan lebat itu. Selain itu dapat terjadi juga karena peristiwa angin ribut yang cukup kencang sehingga mampu merobohkan pohon tersebut. Dengan struktur perakaran yang lebat dan menyebar, maka robohnya pohon tidak akan mampu mengangkat seluruh sistem perakaran, apalagi akar pohon cenderung berukuran kecil dan relatif bersifat elastis dibandingkan sifat batang pohon kayu. Saat pohon tumbang karena tajuk pohon terlalu berat untuk ditopang batang pohon. Sebagian perakaran akan terangkat khususnya yang berada pada arah berlawanan dengan arah tumbangnya pohon. Sistem perakaran lain yang searah dengan tumbangnya pohon relatif tidak terangkat walau mungkin bergeser dan membuat tanah retak, tetapi tidak sampai terbuka seperti di bagian hadapannya.
Setelah pohon tumbang, kemudian terjadi kegiatan normal dari orang di sekitar pohon. Seperti kasus yang terjadi di Rembang, orang akan memangkas dahan dan ranting untuk keperluan sebagai kayu bakar. Kalau pada pohon tumbang yang berada di sekitar pemukiman, biasanya juga dilakukan pemangkasan tajuk dan dahan pohon tersebut. Akibat dari pemangkasan ini tentu sajak, beban tajuk yang ditanggung oleh batang dan perakaran pohon menjadi berkurang. Sampai batas tertentu kemudian perakaran ini akan menyeimbangkan kembali posisi beban yang ditanggungnya. Peristiwa yang terjadi tentu saja berupa tegaknya kembali batang pohon dan tajuk yang tersisa. Tidak ada yang mistik dalam hal ini. Itu semua adalah peristiwa alam biasa.
Jadi berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa tidak ada unsur mistik yang menyebabkan suatu pohon tumbang dapat berdiri tegak kembali. K e depan kalau terjadi peristiwa pohon yang tumbang kembali, maka dengan memanfaatkan fenomena seperti ini pohon dapat diusahakan tegak kembali, tanpa harus menunggu berdiri sendiri. Terkecuali memang pohon berada di lokasi yang membahayakan keselamatan orang banyak. Kalau memang pohon berdiri di lahan yang tidak mengganggu dan keberadaan pohon itu dapat mendukung sistem penyerapan air tanah, maka saya usulkan agar pohon untuk dijaga. Jadi kalau pohon ini tumbang, hendaknya ditegakkan kembali. Caranya adalah dengan mengurangi ukuran tajuk dan pemangkasan bagian cabang, tetapi bukan dengan memotong batang utama pohon. Setelah dilakukan pemangkasan maka dapat dilakukan upaya mendorong batang agar tegak kembali dan dilakukan penimbunan tanah di sekitar sehingga pertumbuhan dapat kokoh kembali. Pohon seperti ini saya yakin masih dapat hidup normal kembali. Fungsi penghijauan dari pohon itu akan dapat terjaga. Hal ini jauh lebih bermanfaat daripada pencabutan pohon kemudian diganti dengan bibit baru, karena akan memerlukan waktu yang sangat lama untuk mengganti keberadaan pohon tersebut.
Demikian semoga uraian ini dapat menjadi terbuka wawasan kita akan berbagai fenomena alam yang banyak terjadi di sekitar kita, sehingga tidak mengurangi rasa iman kita. Tanggapan dan komentar dari pembaca sangat kami harapkan terkait dengan pembahasan ini.
iqmaltahir.wordpress.com